SUMENEP – Madura Ethnic Carnival (MEC) 2025 tak hanya menjadi ajang kreativitas dan pelestarian budaya, tetapi juga mendapat dukungan penuh dari Dewan Pengurus Cabang Indonesia Sport and Special Interest Tourism Association (ISSITA) Kabupaten Sumenep.
Ketua DPC ISSITA Sumenep, Dr. Naghfir, menyebut MEC sebagai momentum strategis untuk memperkuat citra pariwisata berbasis budaya sekaligus menjaga Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) warisan lokal.
“Pergelaran MEC ini sangat luar biasa, bisa memberikan edukasi kepada masyarakat untuk selalu menjaga kearifan lokal. Tahun ini, pengangkatan topeng sebagai ikon menjadi bukti nyata bahwa budaya Sumenep tetap konsisten dibumikan meski di tengah arus modernisasi,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025) malam.
ISSITA, lanjut Naghfir, tidak hanya mendukung dari sisi apresiasi budaya, tetapi juga mendorong perlindungan hukum terhadap karya yang dihadirkan melalui MEC. Upaya itu dilakukan agar setiap hasil kreasi mendapat legalitas HAKI dan tidak mudah diklaim pihak luar.
Selain perlindungan budaya, ia menegaskan bahwa MEC turut memberi dampak positif terhadap perekonomian masyarakat. Melibatkan pelaku UMKM, event ini menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi kreatif di Sumenep.
“Dengan adanya MEC, semua level UMKM tersentuh sehingga bisa menambah pendapatan mereka,” jelasnya.
Naghfir berharap MEC dapat terus berkembang, tidak hanya menjadi kebanggaan Sumenep dan Jawa Timur, tetapi juga menembus level nasional hingga internasional dengan menghadirkan seniman-seniman karnaval dari berbagai negara.
“Harapannya MEC ke depan terus berinovasi dan berkolaborasi dengan semua pihak, bahkan bisa menjadi event kelas dunia,” pungkasnya.






